Puasa

Bulan puasa. Toko-toko yang mendadak menjadi cepat sekali tutup. Pengemis dan pengamen (baca: orang-orang yang tidak terlalu ingin untuk bekerja keras) makin banyak berkeliaran dijalan-jalan. Pengendara kendaraan bermotor yang mendadak jauh lebih beringas dan agak sedikit lupa aturan ketika waktu mendekati pukul 6 sore. Kemacetan lalu lintas yang lebih kompleks. Konsentrasi kerja yang menurun. Mobilitas yang melambat. Emosional dan sensitif. Banyak excuses yang tidak perlu. 

Lepas dari segala fenomena diatas tetaplah bulan puasa adalah bulan penuh berkah. Mengapa penuh berkah? Karena dibulan ini kita diberi kesempatan ‘lebih’ untuk introspeksi. Ada yang komentar: 'Lho, bukannya introspeksi itu harusnya setiap hari? Nggak usah nunggu bulan puasa kaliii?' Saya jawab: Iyaa, makanya saya bilang ‘lebih’ karena dibulan ini kita (ceritanya) difokuskan, diniatkan lebih serius lagi :)

Dalam pendapat saya bulan puasa adalah bulan dimana kita semua (saya tekankan: SEMUA) belajar untuk introspeksi, belajar untuk apresiatif yang akhirnya menjadikan kita bijaksana dan seimbang. Momen ini penting bukan hanya untuk saudara-saudara saya yang muslim tapi juga saya beserta saudara-saudara saya yang non-muslim. Kita latihan bersama-sama sebenarnya.

Berpuasa atau tidak berpuasa kedua-duanya adalah sama-sama pilihan bebas yang harus dihormati dan dihargai.

Yang berpuasa menyadari bahwa yang dikuatkan dalam menjalankan ibadah puasa adalah iman terhadap godaan serta keteguhan hati untuk menerima kenyataan bahwa banyak juga orang lain yang tidak berpuasa. Keteguhan hati untuk memberikan keleluasaan kepada orang lain untuk memilih jalannya masing-masing, apakah mau berpuasa atau tidak berpuasa. Agak menjadi lucu memang ketika orang yang tidak berpuasa harus menerima ‘teguran’ dari orang-orang yang berpuasa ketika kedapatan sedang makan dibulan puasa. ‘Hargain dong orang puasa! Jangan makan depan orang puasa!’ begitu protesnya. Lucu.

Yang tidak berpuasa juga menyadari bahwa banyak yang memilih untuk berpuasa. Apresiatif. Bukan toleransi saja. Mengertilah lebih. Bahwa pada kenyataannya akan banyak orang menjadi tidak terlalu kreatif, menjadi emosional dan sensitif karena menahan lapar dan lelah ketika berpuasa. Kata-kata seperti: ‘Lo yang puasa ya masalah lo! Siapa juga yang nyuruh? Kalo nggak kuat ya jangan puasa!’ tidak perlu hadir dalam kenyataan. Inilah momen melatih kesabaran. Jangan mengharap lebih. Harapan berlebihan hanya akan menimbulkan penderitaan dan konflik-konflik yang tidak perlu.

Introspeksi, sesuai namanya, adalah proses kedalam dan bukan keluar. Jadi tidak pada tempatnya kalau kita menyalahkan segala sesuatu yang berada diluar diri kita. Kontra indikatif.

Kalau iman mau dikuatkan, SEBENARNYA bukan restoran atau diskotiknya yang ditutup, bukan alkohol yang dimusnahkan, bukan pelacuran atau perjudian yang dibubarkan, tapi IMAN (baca: kesadarannya, mentalitasnya) yang harus dilatih. Contoh paling ekstrim: kenapa pelacuran dan perjudian masih ada? Jawabannya sederhana: Hukum Ekonomi.
Supply and Demand. Pelacuran dan perjudian masih ada karena masih ada demand, masih ada permintaan, masih banyak fans-nya. Supply akan berhenti dengan sendirinya kalau demand makin sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

Bagaimana cara mengurangi atau bahkan ‘mematikan’
demand-demand ‘ajaib’ ini? Yang paling efektif adalah latihan kesadaran. Keteguhan iman-nya yang dikuatkan, mentalitasnya yang dikokohkan, pola pikirnya yang dibersihkan. Bukan godaannya yang dihancurkan dan dihilangkan. Kalau setiap kali kita ingin meneguhkan iman dengan cara menghancurkan segala godaan lalu apa guna dan manfaat latihan meneguhkan iman? Dimana makna latihannya? Nggak ada.

Ada yang protes: ‘Tapi dengan menutup pelacuran dan perjudian kan juga salah satu upaya menutup kemungkinan suatu ‘dosa’ dibuat? Jadi nggak salah dong kalo kita nutup pelacuran dan perjudian?’ atau pernyataan ‘Melacur itu bukan pekerjaan!’ (dengan mengenyampingkan fakta dan menyangkal bahwa melacur sebagai mata pencaharian sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, lepas dari halal atau tidaknya). Iya bener kok. Nggak salah. Tapi tetaplah berhati-hati dan jangan merasa sudah menang. Bukan hanya dengan membangun tempat-tempat ibadah di sekitar pelacuran dan berharap semua pelacur kemudian bertobat. Atau dengan memberikan mereka keterampilan bekerja dan berharap mereka akan meninggalkan pelacuran dan memulai kerja yang lebih halal. Tidak semudah itu, kawan. Karena dengan menutup pelacuran dan perjudian tentunya juga menimbulkan konsekuensi lain yang tidak kalah mengerikannya bahkan lebih mengerikan dari pelacuran dan perjudian itu sendiri. Faktanya justru pelacuran dan perjudian malahan menjadi makin liar tidak terkendali, penyakit karena hubungan seksual merajalela dan semakin sulit dikontrol, banyak orang yang hidupnya dan keluarganya hancur berantakan karena pelacuran dan perjudian.

Masalah-masalah ini sekali lagi erat hubungannya dengan keteguhan iman kita, mentalitas kita. Kasarnya, kalau memang mentalnya suka melacur, apapun pasti akan dilacurkan, bahkan anak sendiripun kalau perlu dijual dan diperkosa. Kalau mentalnya memang sudah doyan judi, apapun bisa dijudikan. Kalau mentalnya memang doyan mabuk, alkohol dari apotek dicampur dengan 
soft drinks-pun pasti akan memuaskan keinginan untuk mabuk. Jadi kembali lagi: ini masalah MENTAL. Tidak lain dan tidak bukan, bukan?

Introspeksi dan latihan kesadaran sama-sama yuk. Jangan kebanyakan nyalahin orang atau nyalahin keadaan diluar diri kita. Kuatkan mental kita, iman kita, kesadaran kita.

Sekali lagi, bulan puasa adalah bulan penuh berkah. Puasalah dengan tulus. Tanpa pamrih. Anggaplah pahala itu tidak pernah ada, jadi kita bisa mengerti arti ketulusan. Puasa yang bukan hanya mengharapkan pahala saja. Tidak mengharapkan kembali. Jangan takut melewati kegagalan karena masih ada sebelas bulan yang lain untuk terus berlatih menjadi lebih baik. Selamat menunaikan ibadah puasa, saudara-saudaraku.

Terima kasih semesta untuk perjalanan hari ini.

Semoga semua mahluk berbahagia

P.S. Saya pernah mendengar pengakuan polos seorang tukang cukur ketika saya sedang bercukur. Dia bilang kalau dia sengaja tidak tidur malam dan langsung menyambung dengan sahur. Setelahnya dia bisa tidur dan bangun sekitar jam 3 siang sambil menunggu buka puasa. Enak banget puasanya. Menurut anda gimana? :)



26 comments:

eikin posicore said...

awesome dude..
ternyata kamu juga pandai menulis...
moga sukses ki

doubleandry said...

puasa adalah saat dimana kita belajar berusaha menguasai diri mengatasi segala godaan yang ada di hadapan kita... kalo ga ada godaan berarti bukan puasa dong namanya. semakin besar & berat cobaan yang datang, semakin besar kemenangan yang akan diraih bila kita berhasil. setuju?

kalo setuju, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, bagaimana kalau orang2 yang tidak berpuasa membantu saudara2nya yang berpuasa untuk meraih kemenangan yang lebih besar? bagaimana caranya? ya dengan membantu memberikan cobaan yang lebih berat!!!! Setuju???

Cik Nad said...

telus dan tulus menjalani ibadah ini..(pengertiannya harus jua difahami)..terima kaseh kerna memberi selamat kpd saudara-saudaramu :-)

Regards,
Cik Nad

nuninth said...

masalah tukang cukur :
ketika puasa.. tidur itu termasuk ibadah... daripada dia terjaga tapi berbuat hal2 yang bisa mengurangi pahala puasa... tapi kalo ngga tidur n bisa tetep menjalani aktifitas seperti biasa.. pahalanya pasti lebih berlipat2 lagi...

Kotak Catatan said...

Puasa bukan berarti harus 'tidak berkegiatan' atau malah mengurangi produktivitas kerja dan kegiatan.
Puasa adalah suatu proses intern kita untuk menghadapi lingkungan eksternal yang variatif dengan lebih tulus dan bijak.

Apabila kita selalu minta dimengerti atau 'menyiapkan' bulan puasa dengan meminimalisir kegiatan, proses seperti apa yang kita jalankan?

Semoga Ramadhan kali ini bisa semakin mendewasakan saya. :)

"Anggaplah pahala itu tidak pernah ada, jadi kita bisa mengerti arti ketulusan. Puasa yang bukan hanya mengharapkan pahala saja."
Terimakasih untuk mengingatkan. :)

shenlihartono said...

ketigaxx neh hehe..
tumben yang komen sepi...

betul sekali nih mas marcell,..
soalnya di indonesia negri tercinta ini, byk banget yang malah mencoba tuk menghancurkan "objek-objek yang disangka" bakal membuat iman goyah (atau pd saat bulan puasa, dibilang bikin puasa batal ;))

kawanan2 seperti FPI, FBR, dlsbnya..
yg anehnya, knp "masih" di pelihara oleh pemerintah setempat atau bahkan pemr. pusat yah?? hmm..

anyway, thanks for the insight bro marcell ^^

Shopaholic_Sinful said...

Hi Marcell,

I've been reading your blog and I do agree with your view about the prostitutions,gambling etc...

On Ramadhan not many people was trying to grab the best of it.

On the other hands,about tukang cukur, didnt he know that if he sleep in a day without doing any activity... that is makhruh already?! :D

dela said...

masalah tukang cukur....


that was his brilliant side...

two thumbs up and really nice idea!!!

Anonymous said...

mm..
kemarin sempat di protes sama gara2 aku apdet status FB kalo aku lagi lunchee #bumbudesa, katanya ini lagi puasa.. pdhl dlm artian, lu puasa kok gw jadi melarat gini.. krn pemikiran aku, yaa selama aku gak ganggu kenapa dia sewot?

tapi sore hari setelah buka,, eh dia malahan nulis status udah kenyang abis buka: beserta detil makanan yang dia makan..

asemmm tuh orang.

yang soal trik puasanya: itu kan buat orang yang kerjanya kaya dia, dan rasanya gak bisa dipraktekin buat orang yg kerjanya kantoran... :)

iriel parmato said...

postingan ini cukup membuat saya beberapa kali menganggukkan kepala. bulan introspeksi, suply demand pelacuran, dan tukang cukur.

hmm... kenapa tuhan nyiptain otak di atas hati di tengah dan kelamin di bawah? supaya kita ngedahuluin mikir pake otak, akal, baru didukung pake hati. Nafsu mah udh paling bawah, urutan terakhir!

makanya juga ada puasa. Mulai dari melatih akal biar lebih logis untuk bertindak, melatih hati biar lebih bagus kualitasnya, dan melatih nafsu biar gak gampang tercowel.

Nah, masalahnya, persoalan nafsu ini gak mesti dilawan pake nafsu kan? apa iya pelacuran dan minuman keras mesti dilawan sama razia tempat dengan teriak-teriak dan pelemparan barang-barang? itu nafsu juga bukan namanya?

Nah,coba deh bedain sama hewan? Dimana letak kepala, badan dan kelaminnya?


*eh nyambung gak sih? hehehhe

Anonymous said...

People who spend their entire day (or a major part of it) 'sleeping away their fast' ~ is this what is really required of us during this noble month? These people also are missing the purpose of fasting and are slaves to their desires of comfort and ease. They cannot 'bear' to be awake and face a little hunger or exert a little self-control. For a fasting person to spend most of the day asleep is nothing but, negligence on his part...

Kotak Catatan said...

@Hondajazz merah: Betul. Penganalogian yang keren. :)

de asmara said...

terimakasih.

saya selalu merasa sejuk mendapati uluran penuh persaudaraan, apalagi dari saudara yg beda keyakinan.

bulan puasa adl ajang latihan agar makin tangguh 11 bulan ke depan. jadi, konyol kalo sebulan yg ini aja malah loyo, tidak produktif, lebih emosional, lebih egois... loh? loh?? berarti kita tidak paham makna berpuasa yg hakiki, & hanya berpuasa seperti anak SD yg baru belajar. apa ga malu?

soal tindakan si tukang cukur... 'tidur pun berpahala saat bulan puasa', memang benar. tapi jgn picik & dangkal mengartikannya. kalo tidur demi menghindari perbuatan maksiat, ya sama aja kaya ngerubuhin tempat pelacuran tadi. bukan substansi yg diraih, bukan akar yg dicabut...

salam :)

iza said...

you my dear marcell are so profound. Puasa bukan sekadar lapar dan dahaga. Sometimes that is all it is even to me. I must make a concious decision to strengthen my resolve and faith.

Anonymous said...

mari kita bersama-sama mulai belajar melatih diri untuk memberi tanpa mengharapkan imbalan dari perbuatan baik yg telah dilakukan....
mari melatih diri untuk melepas


Semoga semua mahluk hidup berbahagia.

che-cupumanik said...

Pembakaran tempat pelacuran sama dengan hangat2 tai ayam proses periksa naskah ceramah/dakwah solat jumat oleh polisi krn kasus bom belakangan ini, klo bom reda adem lagi semuanya. Dan bodohnya membakar hidup2 penceramahpun tak akan membakar idioligi.

Berkali kali proses pembenahan mental dan idioligi ini proses edukasi pemahaman, ini wacana kesadaran yg bs dibangun diwilayah diskusi Dan edukasi. Kekerasan selain tak beradab cuma Akan menimbulkan mslh baru.

Tentang orang puasa yg marah ngeliat orang tak puasa, ini
Seperti pemuka agama apapun yg maksa menerapkan idioligi agamanya di Indonesia, intelektual yang baik harusnya bisa meleburkan pemikiran nya dengan kondisi Indonesia yang plural. Jadi ya klo liat org yg ga puasa ya sadari Aja, lo hidup di alam plural, simpel.. Klo yg makan ternyata muslim berarti ada pemahaman ttg ibadah puasa yg blm lo ngerti.

Bukankah ibadah puasa adlh ibadah Islam yg ultra personal, ini urusan kita berdua yang sangat rahasia dengan Tuhan?, kata Allah, puasa ini untuk Ku, maka aku yang Akan memberi ganjaran langsung. Bayangkan ibadah haji, sekampung orang bs anter Kita ke airport, kesombongan bs menyusup di situ, solat tarawih di mesjid, byk mata ngeliat kita solat, kesombongan bisa menyusup, bayar zakat dgn nilai uang yg besar, badan zakat bs tau dermawan nya Kita, kesombongan menyusup disitu, tapi puasa, ibadah ini satu dunia ga Akan tau lo puasa apa ga, ini ibadah menjalin kesadaran kejujuran antara lo Dan Tuhan. Ini ibadah melatih kejujuran diri lo dengan Tuhan. Jadi lo ngaku puasa bisa kok diam2 lo minum.

Jd buat apa marah liat org lain ga puasa? Ini ibadah paling personal, ini ibadah melatih sabar, bukankah godaan itu ladang pahala? Meski ga baik menghitung2 imbalan pahala.

Jadiin puasa ibadah seru menjalin akrab dengan sumber penciptaan, meski Allah akan meninggikan derajat, kita ga usah mikirin itu, berlaku santun Aja sama orang2 yg ga puasa, toh ini ibadah personal, toh kita meninggali alam prural.

Bro Marcell, tulisan lo kereeeeenn:))

-Che

ata said...

sepakat saya mas marcel!
say ajuga setuju tuh sama pemikiran yang mikir kalo pahala itu ga ada,,lgan mau ngapa2in pikirannya langsung ke pahalanya,,rasa nya pengen deh ngomong "yakin amat mas puasanya diterima",hhahahaha,,lgan ko ama thuan aja itung2an,,hohohoho,,

Unknown said...

Bang Marcell, kalo orang tidur dari waktu sahur sampai jam 3 sore, berarti dia nggak solat Subuh dan Lohor. Padahal di agama Islam, puasa itu nggak ada faedahnya kalau solatnya tidak dilakukan. Wah, tukang cukurnya harus introspeksi diri tuh.

Didats Triadi said...

wah, saya senang ada orang indonesia yang punya pikiran seperti ini.

belum banyak sodara saya yang islam yang bisa membuka pikiran mereka lebih terbuka lagi.

kalau saja semua orang indonesia, punya pikiran terbuka seperti ini, saya berani jamin indonesia gak seperti sekarang.

Cipu said...

Two thumbs up buat ide brilian tukang cukurnya. Namun tidur sampe jam 3 sore berarti sudah meninggalkah 3 sholat Fardhu, subuh, dzuhur dan ashar. Hehehe.

Nice review, as Marcell tries to see "Puasa" from two stand points.

Anonymous said...

Tukang cukur sleeping till 3pm??? Doesn't he need to take solat???

Fasting ain't fasting if one skips their solat. Just as well he might not bother to fast :"P

Emang perspektif Marcell keren banget!

rock chic said...

great interpretation from someone who is not even a muslim yet u still understands and respects our religion wisely+widely...and i really thank u for being so rational about the sweeping WN malaysia issues...(i follow u on twitter!)..thanks a lot!!
P/S:thanks for giving me the chance to snap a pix of u @ concorde the other day!!!can't wait to catch u at NBT!!wink..wink!

Unknown said...

Untuk bang marcell, baca buku tentang puasa ya yg dijual ditoko buku (Gramed, gn agung). nanti mudah-mudahan anda faham mengapa manusia diwajibkan berpuasa. betapa indahnya berpuasa. betapa bermanfaatnya puasa untuk kesehatan jasmani, sosial, psikologi, ekonomi dll. Suatu objek dapat dilihat dari 2 pandangan. yaitu pandangan plus dan pandangan minus. Marilah kita melihat dari sisi plusnya.

peace
Sukses untukmu bang marcell

tomfreakz said...

So many good point in here :)

Saya seneng seorang Marcel yang merupakan salah satu public figure punya pemikiran seperti ini dan mau menyempatkan diri untuk menulis pemikirannya ini di blognya.

Semoga semakin banyak saudara-saudari kita yang juga sepaham dan selalu mempunyai pikiran positif serta mau untuk terus maju berkembang dalam menjalani hidupnya.

Ninik Widayati Tohir said...

Selalu mendapatkan 'sesuatu' setiap selesai membaca tulisan kamu,Marcell...... Kesadaran!
Kereeen:)

biibiiis said...

kenapa Islam terkadang sering dianggap ga bener lah,agama egoislah, keras dan sebagainya dan sebagainya?
karena Islam populasinya besar di negri ini, dan diantara populasi yg besar itu tentunya ga semua orang Islam ngerti bener tentang Islam.
yg maling Islam, yg korup islam, yg penjudi islam, termasuk si tukang cukur itu yg juga islam. Saya cuman bisa bilang, kebetulan orang2 ini islam, dan tidak mengerti, memahami, dan meng-imani Islam seutuhnya.
Ya bisa dibilang kalau persoalannya ini bukan pada agamanya, tapi manusia yg melakukannya.
si tukang cukur mungkin pikir tidur itu baik. tapi tentu dia tau kalo di Islam disebutkan bahwa tidur selama bulan puasa itu baik, tapi jatuhnya malah makruh kalau "over dosis". dan dia juga harusnya mikir, sudah melewatkan solat2 yg harus dia kerjakan. ingat puasa dan solat itu hukumnya wajib bagi islam.puasa tanpa solat ibarat pake baju tapi ga pake celana.

ya mudah2an bisa dimengerti