Selamat Tahun Baru 2009

Telah genap seminggu saya menghabiskan waktu saya di Kuala Lumpur. Berangkat dari Jakarta tanggal 31 Desember 2008, langsung menuju ke tempat dimana Melati tengah shooting untuk sebuah drama 26 episode berjudul ‘Noktah Pilu’ di Allson Klana, Nilai, dibantu dua orang aktor Malaysia yang cukup dikenal saat ini yaitu Tony Eusoff dan Jehan Miskin. Saat itu sebenarnya saya sedang berada dalam keadaan hati yang tidak cukup ‘enak’ karena banyak hal mengganggu saya dari semenjak saya memutuskan untuk berangkat. Ya, saya dengan begitu banyak hal di kepala yang rasanya tidak pernah berhenti berpikir sebentar saja. Dan hal yang bisa membuat kepala saya berhenti untuk berpikir sejenak adalah dengan bertemu dan memeluk Melati. Hanya itu.

Begitu banyak yang ingin diwujudkan di tahun yang baru ini termasuk salah satunya adalah memulai hidup berumah tangga lagi. Dan hal terakhir ini adalah hal yang (justru) paling bisa membuat saya tersenyum diantara hal-hal yang ‘ngeselin’ lainnya yang ada di kepala saya. Saya tersenyum bahagia karena saya sadar saya telah memilih orang yang tepat. Dan saya mencintai dan menghormati pilihan saya bukan hanya sekedar karena pilihan itu sendiri.

Lalu? Apa yang membuat kesal?

Saya terlalu perfeksionis. Walaupun sudah jauh membaik dari sebelum-sebelumnya. Dan semesta ini rasanya seperti tidak pernah berhenti mengingatkan saya akan hal bahwa tidak ada sesuatupun yang sempurna. Ini adalah pelajaran tersulit saya selama saya hidup di alam kehidupan yang sekarang ini. Ya, saya menerima itu. Karena ternyata menjadi orang yang perfeksionis itu seperti orang yang tidak menyadari bahwa hidup adalah proses. Berkembang, bergulir dan berubah.
The only constant is change. Menuju kepada apa yang disebut sebagai ‘sempurna’. Kesempurnaan yang bukan hanya sekedar hasil akhir tapi lebih kepada bagaimana kita menjalani proses dengan penuh kesadaran dan keberserahan diri. Karena proses harus dilewati dan tidak bisa dihindari. Ya, saya masih belajar dan belajar dan belajar. Belum selesai.

Terkadang saya hanya kurang bisa menerima ketika orang lain terlalu memaksakan ekspektasinya, pandangannya terhadap saya tanpa pernah tahu apa sebenarnya yang menjadi ekspektasi dan pandangan saya. Sok tahu tepatnya. Memang, tidak menutup kemungkinan seseorang diluar saya lebih mengetahui tentang apa saya inginkan ketimbang diri saya sendiri. Kemungkinan itu ada. Ya, ngerti saya. Tetapi itupun tidak pasti, kan? Apapun yang terjadi atas diri kita jelas kita yang jauh lebih tahu.
I just feel that sometimes they were just gone too far with their own expectations. Dan ketika ekspektasi mereka tidak sesuai (dan seringnya memang tidak sesuai) mereka kecewa dan menyalahkan kita. Saking inginnya menanamkan ekspektasinya pada orang lain sampai seringkali lupa kalau mereka juga punya kehidupan sendiri yang sepatutnya lebih penting untuk dipikirkan ketimbang memikirkan hidup orang lain. Sampai lupa untuk menaruh hormat pada jalan hidup orang lain, jati diri orang lain. Dan itu memang menyebalkan. Sumpah.

Terimalah kenyataan bahwa masing-masing dari kita berbeda. Berbeda fisik, psikis, mental, spiritual. Dunia tidak akan menjadi seindah dunia yang sekarang ini kalau semuanya sama dan seragam. Mengerikan. Bencana. Keteraturan dan keseragaman akan bergulir dan bertransformasi menjadi ketidakberaturan dan ketidakseragaman. Demikian sebaliknya, ketidakberaturan dan ketidakseragaman akan bergulir dan bertransformasi menjadi keteraturan dan keseragaman. Begitu seterusnya roda kehidupan berputar. Dan kita sepatutnya berada di titik keseimbangan. Masyarakat yang damai adalah masyarakat yang seimbang, yaitu masyarakat yang dengan lapang dada mampu menerima dan menghargai perbedaan dan disaat yang bersamaan tidak mengesampingkan dan meremehkan aturan dan norma yang berlaku. Dan motivasi dari kesemua tindakan ini tiada lain adalah rasa cinta dan kasih.

Di tahun yang baru ini saya sangat berharap semoga lebih banyak orang yang sadar bahwa masing-masing dari kita punya jalan hidup sendiri-sendiri. Jangan pernah berpikir apalagi mencoba untuk menyeragamkan pola pikir orang lain dengan memaksakan pola pikir kita yang kita anggap benar. Menyamaratakan, menggeneralisir. Jangan sok paling benar karena jelas-jelas belum tentu benar untuk kemudian menggurui orang lain, menzalimi orang lain. Saya belum tentu benar sekaligus juga belum tentu salah. Demikian juga anda bagi saya atau anda untuk diri anda sendiri. Siapapun yang berada di titik keseimbangan tidak akan pernah sok tahu dan merasa dirinya yang paling benar. Tempatkan diri kita pada titik kesimbangan. Berdamailah dengan diri anda sendiri sebelum berdamai dengan orang lain.

Pada akhirnya kita sadar bahwa tidak ada yang salah ataupun benar. Relatif. Dan itulah hidup.

Semoga semua mahluk berbahagia.

Terima kasih semesta untuk perjalanan hari ini.

Sabbe Sankhara Anicca saya ucapkan kepada teman saya almarhum Clifford Rikoemahoe yang meninggal dua hari yang lalu di Jakarta. Ucapan belasungkawa saya tujukan secara khusus kepada istri tercinta almarhum, Anne Janet yang kini tengah mengandung anak almarhum berusia dua bulan. Selamat jalan, Cliff. Sampai ketemu lagi.
Have a safe journey.

Kepada sahabat saya tercinta Marcella Zalianty yang kini tengah berproses melewati sebuah ujian hidup yang cukup berat: jangan menyerah namun tetaplah berserah. Semua ini hanyalah proses untuk kita menjadi lebih baik. Dan sekali lagi proses inilah yang menjadi harta karun hidup yang sebenarnya. Saya selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik.

Selamat Tahun Baru 2009.

4 comments:

DonCorleone said...

I like reading your posting here. Good one man! Take care.

Anonymous said...

Ketidaksempurnaan adalah peluang.

Enigma said...

Saya baru ngikutin blognya Marcell, paling tertarik nich ama yang ini hehehe yup setuju banget ehhh...... gw pernah ngalamin satu kejadian setipe lah ..

"I dont live in others expectation....I live my own. If you dont like it dont you dare to push me to do yours"

Egois memang tapi semua keputusan ada di tangan kita sendiriujung2nya toh yg ngejalanin hidup ini kita kok hehehehhe

Unknown said...

makin kagum sama marcel dehh...
luv you.. ;)