Pertemuan Yang Berkesan

Pada tanggal 31 Oktober 2008 yang lalu saya berkesempatan menyanyi pada sebuah acara yang diselenggarakan di salah satu sudut mall nan mewah dan terkemuka di Jakarta saat ini, Pacific Place. Dibuka oleh MC Choky Sitohang, bersama puluhan penari super keren dari Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance yang diasuh oleh Aiko Senosoenoto, saya malam itu menyanyikan sekitar sepuluh lagu diiringi oleh sahabat-sahabat terkasih saya: Abbas Mirza (keyboards), Duan Ferezka (bass), Cesar Al-Kautsar (guitar), Hendro Gunawan (drums) dan dua orang backing vocals yaitu Jeffry Wattimena dan Dewi Andarini. Seru sekali acara yang diorganisir oleh sahabat-sahabat saya dari Studio One malam itu, walaupun awalnya kami semua cukup dibuat was-was karena dikabarkan event ini berbenturan dengan event lain yang tak kalah menariknya yang diadakan ditempat yang sama. But the show went well. Thanks to all! :)

Namun ada satu hal tak terlupakan malam itu. Saat saya berjalan meninggalkan panggung menuju ruang ganti untuk berkemas, saya berpapasan dengan seorang wanita yang sangat menarik, berpakaian formal dan terlihat begitu elegan. Tiba-tiba wanita ini memberanikan diri untuk memanggil nama saya. Sayapun berhenti dan tanpa basa-basi wanita ini dengan sangat sopan mengatakan bahwa dia dan suaminya adalah penggemar berat saya. Mereka berdua hampir selalu mengejar kemanapun show saya diadakan, bahkan juga sempat mengingatkan saya kalau dia dan suaminya hadir dalam salah satu
show saya di Bali, waktu itu di Kamasutra. Iya, saya ingat show itu. Saya sangat tersanjung.

Namun tiba-tiba raut wajahnya berubah. Matanya mendadak berkaca-kaca. Terharu. Berusaha terlihat tegar, dia mengatakan bahwa suaminya yang sangat menggemari saya itu telah meninggal dunia pada tanggal 15 September setahun yang lalu. Saat itu juga, giliran saya yang langsung terdiam. Saya memberanikan diri untuk mengatakan ‘
so sorry’ padanya. Suaminya meninggal karena kelainan darah yang dialaminya.

Saya masih terdiam. Diapun berusaha untuk tidak terlihat sedih. Walaupun usahanya tidak cukup mampu menutupi kedua urat di dahinya yang terlihat menegang menahan rasa haru. Dengan mata yang masih berkaca-kaca, dia mengalihkannya dengan bersedia memberikan saya secarik kartu namanya. Sambil tetap berusaha menahan harunya, dia terus berusaha merogoh tasnya. Dia meminta maaf karena terpaksa harus meletakkan tasnya dahulu di lantai. Dan tanpa pikir panjang saya langsung menawarkan untuk memegangkan tasnya untuk mempermudahnya mencari kartu tanpa perlu meletakkannya di lantai. Sambil memberikan kartu namanya, dia mengatakan bahwa suaminya di alam sana akan tersenyum bahagia melihat dia bertemu dengan saya malam itu. Bahkan besok dia akan menziarahi makam suaminya dan akan mengatakan bahwa dia telah bertemu saya, idola mereka berdua.

Kami berpamitan pulang. Saya tertegun. Kepala saya tidak berhenti mengingat dan berpikir. Saya tersentuh oleh momen pertemuan malam itu. Dalam hati saya tidak berhenti berdoa. Saya bersyukur bahwa perjalanan hidup saya ternyata mampu memberikan makna bagi seseorang bahkan sampai pada akhir hidupnya. Saya bersyukur bahwa pertemuan saya dengan istri almarhum malam itu walaupun mengharukan namun mampu mengingatkan pada kenangan indah dari sebuah perjalanan cinta yang tak lekang oleh waktu dan kematian sekalipun.

Jujur, buat saya momen-momen seperti ini semakin menyadarkan saya bahwa waktu saya tidak banyak. Saya tidak boleh terlena. Saya harus terus melakukan sesuatu. Dan sesuatu itu adalah berbuat baik serta bersyukur tanpa henti sebagai sebuah paket. Berbuat baik dan bersyukur bagi diri saya sendiri, orang-orang yang saya sayangi dan tentunya semua mahluk tanpa kecuali. Tidak bisa tidak. Karena saya percaya bahwa keberadaan saya di dunia ini punya makna. Tidak sekedar ‘ada’. Dan hanya perbuatan sayalah yang mampu memberikan definisi nyata sekaligus nilai lebih dari sekedar ‘ada’.

Terima kasih semesta atas pejalanan hari.

Terima kasih kepada sahabat saya, Aida Nurmala dan
Studio One atas seluruh kepercayaan dan perhatiannya kepada saya. Jarang sekali ada event organizer yang bener-bener mikirin dan merhatiin makanan buat saya yang vegetarian ini, karena biasanya berakhir dengan salad lagi, salad lagi. Kambiiing kaleee!!! Sukses dan bahagia selalu, sahabats! :)

Terima kasih kepada Aiko Senosoenoto dan EKI
Dance atas perkenalannya di dunia nyata :)

Sabbe sankhara anicca, saudaraku IRCP. Beristirahatlah dalam damai. Dan kepada istri tercintanya, MK, terima kasih atas pertemuan yang tak terlupakan. Pertemuan yang membuat saya semakin berusaha untuk memaknai hidup saya sendiri.

Semoga semua mahluk berbahagia.

11 comments:

Rima Melati Siahaan-Adams said...

And so we learn... four words that means alot. Love you sweetheart.

Anonymous said...

hmm...kita memang hrs selalu bersiap

Hendri said...

Sabbe sankhara anicca (Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal)

Sabbe Sankhara Dukkha (Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak memuaskan).

Sabbe Dhamma Anatta (Segala fenomena alam adalah tanpa inti).


Semua fenomena yang ada di dalam alam semesta ini selalu dalam keadaan bergerak dan mengalami proses, yaitu:
Upadana (timbul), kemudian Thiti (berlangsung), dan kemudian Bhanga (berakhir/lenyap).

Mengapa segala fenomena mengalami perubahan atau tidak kekal? Hal ini karena sudah menjadi sifat alami dari segala sesuatu yang terbentuk dari perpaduan unsur akan mengalami perubahan, ketidakkekalan.

Be HappY :-)
Semoga semua Makhluk Berbahagia

Anonymous said...

hiks terharu...sabbe sankhara anicca. Thanks for sharing.

Anonymous said...

hai Marcell,
boleh minta komentar Marcell tentang veggie? Veggie di massa kita(khususnya) masih dikotak2an or masih diidentikkan dengan agama ato kelompok ttt. padahal veggie dapat diukur dari aspek mana pun dan terbukti: etis serta solider thd perut sesama, fair thd perut sendiri dan waras untuk bumi.

salam,
chindy tan

ps. kalo keburu komentar Marcell,akan kami usulin untuk dimuat di majalah info vegetarian edisi 2 ya..

www.joe-charm.blogspot.com said...

sy terharu pak.... sama seperti sy,setiap sy denger lagu semusim,pasti memori otak saya langsung teringat dgn orang yg dulu pernah melengkapi hidup sy,yg sekarang entah dimana keberadaannya. jadi sy jg fans berat bpk ;-)
kadang kita baru mengerti betapa ada orang yang sangat menghargai apa yg telah kita perbuat dan apa yang telah kita lakukan,setelah kita disadarkan dari mimpi yg melenakan kita setiap harinya dengan datangnya sakit bahkan kematian.
menurut saya bpk harus lebih banyak bersyukur lagi,karena tuhan telah memberi bpk kemudahan dalam segalanya.apalagi yang paling berharga dari tuhan,bpk bisa dapat barrcode sebagai artis,yg berapa juta orang indonesia mengenal siapa bpk.
tp jangan terlena dan menebalkan perisai kesombongan yang kadang timbul sebagai manusia yg terpilih.
SUKSES TERUS PAK..... amien.

M.R said...

senangnya bisa berarti bagi hidup seseorang :D

Anonymous said...

Pada saat kita tahu bahwa kita telah memberikan arti bagi orang sekitar kita, dan pada saat itulah kita mengerti arti bahagia sesungguhnya...

Little Miss Dainty said...

OMg..i almost cried reading this entry..i can't imagine being in that lady's shoes.. coping with the loss of ur loved ones and reminising all those sweet memories that u have 2gether alone this time..i hope she'll be strong enuff 2 deal with life..

nisha sha said...

"Jarang sekali ada event organizer yang bener-bener mikirin dan merhatiin makanan buat saya yang vegetarian ini, karena biasanya berakhir dengan salad lagi, salad lagi. Kambiiing kaleee!!! Sukses dan bahagia selalu, sahabats! :)"

luchuuuu.... :P

Shanty Mahanani said...

Karya seni yang bisa menjadi "media ungkapan" perjalanan pasangan sejati! Sebuah bayaran termahal untuk semangat berkarya lagi..!

Blog Cantik
http://pyramid-online.blogspot.com/