Motivasi

Saya pernah mendengar sebuah kisah perumpamaan tentang sebuah patung atau rupam (baca: rupang) Sang Buddha, yang ceritanya kurang lebih begini:

"Sebuah patung Sang Buddha terletak pada sebuah tempat yang tidak terlalu strategis. Seringkali patung tersebut terkena debu, kotoran, panas dan hujan. Suatu hari saat hujan deras ada seseorang pejalan kaki yang melihat patung tersebut terkena hujan. Orang ini berpikir untuk menyelamatkan kondisi patung tersebut dari derasnya hujan hari itu. Namun yang dia miliki hanya baju, celana dan sepatu yang dia kenakan. Akhirnya dia memutuskan untuk menanggalkan sepatunya dan memakaikannya pada kepala patung agar tidak secara langsung terkena hujan. Dia lebih rela bertelanjang kaki karena dia tidak mungkin menanggalkan baju dan (apalagi) celananya untuk dipakai menutupi patung. Sepatunya saat itu adalah benda paling realistis dan yang terbaik yang bisa ia tinggalkan tanpa harus menderita kedinginan dan bertelanjang.
Setelah orang pertama pergi, berapa lama kemudian datanglah seorang lain yang mengenakan jas hujan dan payung. Melihat sebuah patung Sang Buddha ditutupi oleh sepatu, marah dan tersinggunglah orang ini. Tanpa pernah bertanya mengapa, orang ini langsung membuang sepatu tersebut dan sambil marah- marah mengumpat dia mengganti sepatu tersebut dengan payungnya. Dia menganggap hanya orang yang tidak menaruh hormat pada Sang Buddhalah yang mampu meletakkan sepatunya diatas kepala patung tersebut. Dia tersinggung dengan sikap orang pertama tadi."

Pelajaran apa sebenernya yang saya dapat dari cerita ini? Pertama yang saya lihat disini adalah tidak ada satupun pihak yang bisa disalahkan. Apakah itu orang yang pertama yang rela menanggalkan sepatunya, maupun orang kedua yang rela meninggalkan payungnya. Karena apa? Karena masing-masing dari mereka tentunya memiliki motivasi kenapa mereka memutuskan untuk melakukan itu. Ya, motivasi mereka adalah melindungi patung Sang Buddha dan motivasi ini adalah motivasi benar. Jadi menurut saya keduanya benar hanya memiliki kekurangan-kekurangan.

Sekalipun motivasinya benar, kekurangan orang pertama adalah dia tidak pernah menyangka bahwa dengan meletakkan sepatunya diatas patung Sang Buddha itu akan menyebabkan penghinaan bagi pihak lain yang juga menghormati patung tersebut. Bahwa apa yang dia lakukan mungkin saja menjadi ‘menyakiti’ perasaan dan hati nurani orang lain bahkan bertentangan dengan '
common sense'. Namun kita juga melihat bahwa orang pertama secara realistis mampu memberikan yang terbaik yang dia miliki untuk dipersembahkan melindungi patung Sang Buddha. Dan ini adalah menjadi kelebihannya.

Sedangkan orang yang kedua kekurangannya adalah dia langsung menuduh, men-
stigma, men-judge siapapun (yang dalam hal ini adalah orang pertama) yang melakukan tindakan tidak pantas terhadap patung sang Buddha. Seharusnya dia mampu untuk secara lebih objektif melihat bahwa apapun yang dilakukan walaupun itu tidak sesuai, apabila dilakukan atas dasar motivasi benar, bisa menjadi baik. Kelebihan orang kedua adalah dia mampu, dengan juga secara realistis memberikan yang terbaik dan lebih ‘pantas’ baik secara hati nurani maupun 'common sense' untuk dipersembahkan melindungi patung Sang Buddha.

Cerita ini mengubah cara pandang saya dalam menyikapi banyak hal dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya seringkali bertemu dengan begitu banyak orang dengan berbagai latar belakang dan motivasi. Banyak dari mereka melakukan hal-hal yang seringkali tidak berkenan di hati saya. Lebih parah lagi banyak juga yang melakukan hal yang juga secara ‘
common sense’ bertentangan. Namun saya berlatih keras bahwa saya harus objektif, holistik. Tidak boleh parsial. Saya tidak punya hak untuk memberikan judgement yang mentah dan kasar hanya berdasarkan apa yang terlihat. Saya harus lebih mengakar. Dengan begitu saya akan mampu untuk lebih berpikir positif, menghargai usaha orang lain dan tidak dengan mudah melakukan penilaian terhadap orang lain.

Seorang pencuri yang rela dan siap untuk suatu saat digebuki massa hanya karena mencuri sebotol obat untuk menyelamatkan nyawa anaknya yang sakit tanpa adanya pilihan lain. Atau seorang koruptor yang mengharapkan dosa-dosanya terampuni dengan membangun rumah ibadah sebanyak-banyaknya namun tetap tidak membuat dirinya jera untuk terus berkorupsi. Atau sikap orang tua yang selalu memaksa anaknya untuk masuk ke sekolah yang mereka inginkan dengan harapan anaknya mampu meneruskan cita-cita mereka dan hidup lebih layak padahal itu bukan sesuatu yang diinginkan anaknya. Kesemuanya ini adalah fenomena-fenomena yang harus saya sikapi dengan seimbang. Ketika seseorang melakukan tindakan yang keliru terhadap saya, tidak serta-merta membuat saya langsung marah, menuduh dan langsung memberikan penilaian. Juga ketika seseorang berbuat baik atau bahkan kelewat baik, saya harus tetap sadar, waspada dan tidak terlena.

Motivasilah yang mampu membuat tindakan seseorang menjadi lebih bermakna. Motivasi membentuk karakter tindakan seseorang. Tanpa motivasi, apapun itu hanyalah tindakan kosong. Dengan menilai segala tindakan dari motivasinya akan membuat kita menjadi lebih bijak. Walaupun tindakan seseorang tidak berkenan dihati kita ataupun secara ‘
common sense’ itu bertentangan, kita tidak langsung negatif. Menelaah terlebih dahulu. Observing. Karena disetiap hal walaupun itu negatif, pasti ada positifnya demikian juga dalam hal-hal positif sudah pasti ada negatifnya.

Semoga semua mahluk berbahagia.

Terima kasih semesta untuk perjalanan hari ini.

Selamat ulang tahun adikku, Filinno ‘Big-Ninz’ Siahaan! Kamu akan selalu buat abangmu ini bangga dengan apapun yang kamu raih, No.
Move forward! Abadi selalu, bradeeeuur! :)

I miss your ‘bawelness’ so much, Keenan. Ayah sayang Keenan sampai mati :)

Couldn’t stop thinking about you, Melatiku :) and miss Edga a lot! Love you both to the max! :)

14 comments:

Anonymous said...

:) speechless..

m i S S i S S m a said...

Marcell..
u're a greaaaaattt writer...
just like Dee, Rima Melati Adams, and Reza Gunawan..

The Fantastic Four...?? :p

Hendri said...

Semua awalnya dari pikiran, bila pikiran kita baik (+) maka ucapan dan perbuatan kita juga baik (+)
Be HappY :-), thank's

Anonymous said...

Good..tapi boleh toh comment yg jujur?
Jangan membuat pengertian berdasarkan nalar pikiranmu sendiri...

non inge said...

ayo kita slalu blajar untuk lebih baik.. :)

walau itu syusyahnya minta ampyuun hehe..

be + be happy..

Marcell Siahaan said...

Dear Maline,
Thanks for the comment. Menanggapi komentar jujur kamu saya juga bisa bilang bahwa yaa inilah hasil dari apa yang saya dan kemampuan nalar saya melihat dan mengobservasi. Dan jujur ini juga tidak membutuhkan persetujuan siapapun. Jadi kalo ada yang tidak setuju dengan bahasa nalar saya yaa bebas-bebas ajaa :) Yang pasti pengertian yang saya tulis adalah pengertian sederhana. Tidak complicated ataupun berusaha terlihat complicated :) Kita bisa belajar lebih baik dari hal-hal yang sederhana.

Be happy, Marcell

Anonymous said...

"The Noble Eightfold Path" :)

Nice one, and I agree about that, b'coz people usually judge something just from its cover without knowing the reason behind it. (and sometimes emotion have more influence than logic and makes our heart "blind").

Good for you bro,I never thought that you really learn ur new "path", but I guess I was wrong (^_-) "sorry"

lista lis gallery said...

bagus..

Anonymous said...

greeeaaattttzzzz...

salut dech...

Anonymous said...

Berarti si Marcell harus buat pengertian berdasarkan nalar siapa dong kalo ndak berdasarkan nalarnya sendiri? Heloooooo????? :p

Anonymous said...

Iya neh, gimana seh, komentar kok ngasal. Namanya juga blog pribadi, mo pake nalar siapa lagi kalo bukan nalar sendiri, ya gak? Pake nalar orang ntar dibilang plagiat, gak orisinal... ;-P

Anonymous said...

hm.... dalem banget... but it makes me really think about it though... good job!! I think you're a great writer..

Anonymous said...

kita adalah manusia yang lahir secara alamiah. kesalahan maupun keputusan yg kita ambil dalam hidup ini adalah proses pendewasaan, agar kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan yg harus terus berjalan.

be happy, mas marcell

btw email ku belum di balas lo hehehe.

from fikar balikpapan kaltim, frans berat marcell.

Shanty Mahanani said...

Kata kuncinya "motivasi", ya..?!Masalahnya, kadang motivasi hitam disamarkan dengan tindakan putih.., dan atau sebaliknya! Perlu kejelian dan kapasitas dalam membacanya..!

Blog Cantik
http://pyramid-online.blogspot.com