Saya sempat dibuat kesal oleh seseorang yang mengirimkan pesan singkat (SMS) lewat sebuah nomor tak dikenal yang isinya adalah sebuah ayat yang diambil dari sebuah kitab suci, yang saya tahu sekali bahwa ayat ini selalu dijadikan 'senjata pamungkas' bagi penganut agama yang bersangkutan untuk menghina agama lain, menganggap agama lain tidak benar, tidak suci dan tidak mampu untuk menyelamatkan. Ya, sebuah ayat yang mengatakan bahwa kalau kita tidak mempercayai atau tidak melalui nabi ini, juru selamat itu, tuhan ini, tuhan itu, kita tidak akan pernah selamat.
Yeah, roiiight!
Entah mengapa, biasanya saya tahan dan santai-santai saja terhadap orang-orang kurang kerjaan yang sok suci ini. Kali itu, entah mengapa, saya tersinggung berat. Mungkin karena lagi lelah seharian. Dan saya rasa itu wajar. Namanya juga warga, kaaan? :) Dari banyak SMS yang selalunya saya diamkan, pasti ada satu atau dua SMS yang akhirnya menyinggung saya. Entah imbalan apa yang dia dapatkan dari orang tuanya, pemuka agamanya, dari nabinya, bahkan dari tuhannya kalau dia berhasil membawa saya kembali ke jalan yang ‘benar’ (menurutnya). Tak pernah berhenti dan lelah untuk 'menjaring' umat sebanyak-banyaknya, bahkan kalau perlu menyakiti orang lain, ‘menipu’ orang lain supaya berpindah keyakinan dan masuk ke agamanya. Kalau perlu sampai bunuh-bunuhan. Perang suci. Entah surga jenis apa yang mau dia kejar. Entah pahala yang bagaimana yang mau dia reguk. Dan entah di neraka mana dia ingin menceburkan saya.
Let me say this straightly and strictly to whoever you are that had sent me those unimportant SMSes: GET A LIFE, man!
Kalau kamu merasa kamu yakin dengan ayat itu atau apapun yang kamu yakini tentang kebenaran (yang sayangnya kebenaranmu sendiri), berhentilah memaksa orang lain untuk mengikuti apapun yang kamu yakini. Because for me, it’s your choice. Not mine. And unfortunately (again, it's for you), I HAVE already my own choice.
Saya bukan orang yang suka diberi perhatian oleh orang yang tidak tahu dan tidak mengenal siapa saya sebenarnya. Dan, mengirimi saya ayat-ayat supaya saya pindah agama bukanlah bentuk perhatian. Sok tahu lebih tepatnya.
Anda salah orang. Anda salah korban.
Semakin kamu mengajak-ngajak, memaksa-maksa orang lain untuk ikut serta, terlihat jelas bahwa kamu TIDAK YAKIN dengan apa yang kamu yakini. Kenapa kamu harus takut kalau saya tidak percaya dengan apa yang kamu yakini? Sebegitu pentingnyakah saya buat kamu sampai kamu harus membuang-buang waktu, membuang-buang pulsa sekaligus juga sesudahnya harus kena saya maki? Sebegitu takutnyakah kamu kehilangan saya, satu dari sekian miliar umat yang sama denganmu yang kemudian berpindah ‘aliran’ hanya karena lebih bisa menentukan sikapnya sendiri? Bukankah agama dan keyakinan itu sifatnya pribadi? Atau, kamu takut merasa sendirian kalau ternyata apa yang kamu yakini itu ternyata tidak sepenuhnya benar? So if let’s say: kalau ternyata surga atau neraka, atau apapun kebenaran-kebenaran yang kamu yakini itu ternyata (misalnya) tidak ada, dan akhirnya kamu merasa tertipu dan merasa tolol karena terjebak, terus kamu mau mengajak saya ikut serta dalam ketertipuan dan keterjebakan yang kamu alami, begitu?
Giliran ketipu aja ngajak-ngajak. Coba kalo nggak ketipu, boro-boro inget. Dasar lo! Hehe! Peace, yo! :)
Tapi jujur, kadang saya kagum sama orang seperti kamu karena pasti minimal kamu pernah mati (atau mati suri) karena bisa dengan begitu percaya dirinya berbicara tentang sesuatu yang hanya bisa dialami dan dirasakan ketika kita sudah mati. Surga dan neraka, sekali lagi menurut yang kamu yakini, ada setelah kita mati, bukan?
Udahlaah. Masih banyak hal penting lain yang harus lo pikirin. Hari gini lo masih aja mikirin gimana caranya nyari umat. For human's sake, wake up!
Mendingan lo pikirin tentang PEMANASAN GLOBAL dan gimana caranya supaya kita bisa kembali lagi bersahabat ama bumi kita, rumah kita yang selama ini hanya selalu jadi tempat sampah kita. Iklim sekarang udah bener-bener ‘aneh’ karena pemanasan global. Dan itu nyata, jooo. Lebih nyata daripada surga atau neraka yang lo gembar-gemborin itu. Dan pemanasan global jelas-jelas bukan hanya disebabkan oleh emisi gas buang tapi lebih karena terlalu banyaknya peternakan di bumi ini (jumlah sapi di dunia sekarang lebih dari 1,3 miliar ekor dan itu baru sapi doang) karena kita-kita yang masih nggak sadar-sadar ngebunuhin binatang hanya karena nggak bisa nahan mata dan lidah. Satu sapi doang setiap harinya ngehasilin sekitar 12 liter gas Metana atau Metanol (Methane Gas) sebagai hasil dari proses ekskresinya yang terlepaskan ke udara bebas. Dan gas Metana atau Metanol ini panasnya 25 kali lebih panas dari Karbonmonoksida (CO) yang udah jelas-jelas bikin lapisan Ozone kita bocor.
Mendingan lo pikirin gimana caranya untuk lo bisa jadi VEGETARIAN atau minimal ngurangin konsumsi daging seperti yang udah jadi peringatan super keras oleh IPCC (International Panel for Climate Change).
Mendingan lo pikirin gimana caranya buat bikin taman untuk PENGHIJAUAN atau minimal nanem pohon aja deh nggak usah jauh-jauh.
Mendingan lo pikirin gimana caranya buat HEMAT ENERGI. Salut gua buat mereka-mereka yang madamin listrik selama 60 menit dari pukul 20.30 sampai 21.30 pada momen Earth Hour di hari Sabtu, 28 Maret 2009 yang lalu, diseluruh jagad ini. Moga-moga kita bisa terus menjaga bumi kita, rumah kita, seperti ini ya, guys! Let's continue this holy journey! Love you all!
Mendingan lo pikirin gimana caranya supaya jangan sampai bencana sekelas Tragedi Situ Gintung terjadi lagi karena itu JELAS-JELAS disebabkan oleh kelalaian manusia, bukan alam. Nyalahin alam mulu aaah, basi. Nggak usah jauh-jauh mikirin konflik Israel-Palestina deeeh kalo konflik-konflik disekeliling kita (atau lebih parah: konflik internal lo sendiri, ketakutan lo sendiri) yang jelas-jelas ada didepan mata aja lo masih belon bisa handle. Kejauhan, jooo.
Mendingan lo pikirin gimana caranya kalo lo ngerokok, JANGAN ngerokok diruangan ber-AC (Air Conditioned Room). Pikirin orang laen yang nggak ngerokok jugalaaah. Lagian orang gemblung juga tau kalo diruangan ber-AC, apalagi ada ANAK-ANAK KECIL, udah pasti nggak boleh ngerokok. Tinggal masalah lo pake otak ama hati lo aja. Nggak perlu sampe Pemda yang harus turun tangan. Nggak perlu sampe tempel-tempel pengumuman dimana-mana. Nahan diri dikit nggak ada salahnya.
Atau yang paling gampang: JANGAN BUANG SAMPAH SEENAKNYA. Jangan cuman untuk sok-sokan, keren-kerenan bikin acara-acara panggung musik buat kampanye anti pemanasan global tapi tetep aja disekeliling panggung banyak sampah betebaran dimana-mana. Gua pernah manggung di acara kayak ginian dan langsung gua sindir panitianya dari atas panggung. Malu-maluin, nggak ada keren-kerennya. Sumpah. Pertanyaan bodoh gua: lo sebenernya ngerti nggak sih lo kampanye-kampanye itu buat apa? Huh? Bukan cuman rame-ramean dan seru-seruan aja, lho. Tanggung jawabnya gede.
Nah, kembali lagi, kalo lo udah bisa kayak gitu, udah bisa nahan diri untuk hal-hal yang seringkali lo anggap remeh dan sepele, atau latihan nggak makan daging dulu setaun aja, bolehlah lo ajak-ajak gua, pengaruh-pengaruhin gua. Ok, beybeeh?
Yuk, mareeee!
Semoga semua mahluk berbahagia.
Terima kasih semesta untuk perjalanan hari ini.